Tidak diragukan lagi bahwa peranan bahasa Inggris sebagai
bahasa asing di Indonesia sangatlah penting. Bahasa Inggris tidak hanya sebagai
alat komunikasi secara internasional tetapi juga media untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan modern. Menurut Huda (1999:157), setiap individu memerlukan bahasa
Inggris untuk berkomunikasi dalam forum internasional, sementara mahasiswa
membutuhkan bahasa Inggris agar mampu membaca buku-buku perkuliahan karena buku
tentang ilmu pengetahuan dan teknologi yang modern ditulis dalam bahasa
Inggris. Disamping itu, mahasiswa juga dituntut agar dapat berkomunikasi dalam
bahasa Inggris.
Bahasa Inggris merupakan salah
satu bagian dari ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang dalam KBK disebut ilmu
sosial. Materi Speaking yang dipilih dalam kurikulum Bahasa Inggris ini
dirancang dan disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan mahasiswa, serta memperhatikan
perkembangan yang terjadi di dunia sekarang ini.
Walaupun pemerintah sudah
berusaha mensosialisasikan perubahan kurikulum ini disekolah-sekolah tetapi
pelaksanaannya ditingkat sekolah dan kampus masih dijumpai kendala. Dari hasil
observasi dan wawancara terhadap mahasiswa dan dosen mata kuliah speaking
merupakan mata kuliah yang dirasa berat, mahasiswa hanya disuruh menceritakan
sekumpulan fakta yang tidak dimengerti. Pada praktek perkuliahan Bahasa Inggris
pada umumnya dosen bahasa Inggris masih tetap menggunakan pendekatan ceramah,
mereka mengajar Bahasa Inggris sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat pada
buku ajar. Mahasiswa tidak pernah melakukan pengamatan secara langsung terhadap
keadaan nyata yang ada disekelilingnya. Dosen kurang memahami bagaimana cara
membelajarkan siswa yang menunjang berkembangnya sikap kritis dan kreativitas
dari mahasiswa.
Artikel ini akan membahas
peningkatan ketrampilan berbicara dalam bahasa Inggris melalui pendekatan
menggunakan media brosus dan pamphlet dalam
mata kuliah speaking di Universitas Kanjuruhan Malang dan menjawab bahwa
pendekatan dengan media brosur dan pamphlet
dalam mata kuliah speaking benar-benar dapat meningkatkan ketrampilan
berbicara bahasa Inggris mahasiswa di Universitas Kanjuruhan Malang..
PENGAJARAN SPEAKING
Speaking merupakan salah satu ketrampilan berbahasa Inggris
yang harus dikuasai oleh siswa di era globalisasi karena dengan menguasai
ketrampilan berbicara dalam bahasa Inggris mereka akan mampu berkomunikasi
tidak hanya untuk tujuan akademis tetapi juga tujuan profesional.
Huda (1999:157) menyatakan bahwa kebutuhan untuk menguasai
bahasa Inggris hanya terbatas pada tujuan akademik di tingkat universitas,
seperti perkuliahan, buku-buku, dll. Saat ini masyarakat telah memiliki pandangan
yang luas tentang kebutuhan bahasa Inggris yaitu untuk berkomunikasi dalam
forum Internasional.
Terkait dengan pengajaran speaking, Murdibjono (1998:1)
menyatakan beberapa hal yang berkaitan dengan kemampuan speaking, mahasiswa
memiliki kemampuan untuk menggunakan bahasa yang difokuskan dalam bentuk dan
makna secara berkesinambungan juga dalam percakapan formal dan informal.
Pengajaran speaking diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu bentuk
(form-focused instruction) dan makna (meaning-focused instruction).
Form-focused instruction merupakan instruksi yang ditujukan
kepada siswa agar meletakkan komponen bahasa yang telah dipelajari, misalnya
dengan memberikan dialog atau kalimat agar diingat dan dilatih secara teratur.
Diharapkan dengan form-focused instruction siswa akan memiliki bahasa yang
benar yang dapat digunakan jika diperlukan. Meaning-focused instruction adalah
instruksi agar siswa dapat mengekspresikan ide mereka dalam konteks yang
bermakna. Misalnya setelah mempelajari dan mengingat dialog tentang berbelanja,
siswa diminta untuk membuat percakapan dengan topik berbelanja. Dengan begitu,
siswa dapat mengekspresikan ide mereka dengan bebas, tanpa ada rasa takut.
Kompetensi gramatika memfokuskan pada kemampuan menghasilkan
dan memahami kalimat dalam suatu bahasa. Aktifitas speaking memfokuskan pada
ingatan, membaca dialog tanpa berlatih dalam konteks yang bermakna.
Dengan kata lain, kompetensi komunikasi berhubungan dengan
kem,ampuan memahami dan menyampaikan makna. Hal ini memberikan kesempatan pada
siswa untuk berpartisipasi dalam speaking secara spontan.
Saat ini aktifitas speaking memfokuskan pada interaksi untuk
mengembangkan kompetensi komunikasi. Misalnya mengaplikasikan game bahasa,
permainan, diskusi, kerja kelompok, dll. Hal lain yang juga dapat dilakukan
dengan menggunakan gambar, tape recorder, brosur, dll.
Pelaksanaan Tindakan
Tindakan ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Masing-masing
siklus terdiri dari tiga pertemuan. Setelah menganalisa dan refleksi, peneliti
akan mengevaluasi apakah tindakan ini telah memenuhi kriteria atau belum. Jika
penelitian ini belum memenuhi kriteria maka penelitian dilanjutkan ke siklus
berikutnya.
Untuk pengumpulan data, peneliti menyediakan beberapa alat,
yaitu:
a. Jurnal
Jurnal ini digunakan untuk mencatat seluruh kegiatan selama
diadakannya penelitian. Jurnal ini berisi catatan-catatan yang
diimplementasikan dalam penelitian pada saat pengajaran.
b. Tes
Tes yang digunakan adalah oral tes. Tes ini dilakukan untuk
menilai kemampuan mahasiswa dalam speaking. Penilaian oral tes tersebut dikutip
dari buku Djiwandono (1996;133). Analisa penilaiannya didasarkan pada komponen
bahasa yaitu fluency (kelancaran) dan pronunciation (pengucapan). Ada dua macam
tes yaitu: Tes awal digunakan untuk melihat kemampuan mahasiswa sebelum
diadakannya penelitian. Tes akhir digunakan untuk melihat kemampuan mahasiswa
setelah diadakannya penelitian
c. Brosur atau Phamflet
brosur atau pamphlet digunakan untuk menguji kemampuan murid
selama dilaksanakannya oral tes. Alat tersebut juga membantu peneliti untuk
menilai hasil tes karena bisa di lakukan secara langsung.
Udah Dulu deh Besok Sambung lagi J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar